Mungkin pernahkah kita sadar dan membayangkan kembali ketika kita masa anak-anak dulu? Apa yang sering kita lakukan dengan teman sepermainan kita? Pastinya jawabannya bermain karena waktu bermain kita ketika itu lebih banyak. Permainan yang sering kita lakukan tentunya permainan tradisional, seperti petak umpet, bola bekel, congklak, kelereng, gobak sodor, layang-layang, lompat tali, dan masih banyak lagi yang terdapat di semua daerah di Indonesia. Perubahan jaman yang dipengaruhi oleh adanya globalisasi telah mempengaruhi banyak hal. Salah satunya yang sangat terpengaruh oleh perubahan jaman adakah permainan tradisional. Anak-anak sekarang lebih suka berdiam diri dirumah lalu memegang “gadget” dengan teknologi canggih dan memainkannya sendiri atau dengan saudaranya maupun teman akrabnya. Padahal, mereka secara tidak sadar terlalu sering bermain permainan modern tersebut, dapat menimbulkan efek negative bagi dirinya. Bahkan ketika sedang dalam suatu lingkungan kita sibuk dengan gadetnya sendiri, tanpa peduli dengan orang sekitar. Tanpa kita sadari itu bisa menyebabkan rasa individualisme.
Komisi Pembinaan Anak dan Remaja Jemaat GKJW Rejoagung mencoba untuk mengenalkan kembali permainan-permainan tradisonal kepada anak-anak dalam acara Festival Permainan Tradisional yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 1 September 2017. kurang lebih 380 anak yang mengikuti acara tersebut yaitu 300 anak dari GKJW Jemaat Rejoagung, 20 anak dari GKJW Sidorejo, 20 anak dari GKJW Sidoreno dan 40 anak dari GKJW Sidomulyo yang mengikuti kegiatan tersebut.
0 comments:
Post a Comment